Karena saat itu kami berpergian bersama banyak orang sehingga tiket gruplah yang kami beli, tetapi nantinya masing - masing penumpang tetap mendapat kartu eleltronik yang berfungsi sebagai
pass card, sayangnya sy benar2 lupa berapa harga tiketnya ataupun berapa minimal /maksimal jumlah orang dalam 1tiket grup, bahkan sy kelupaan memfoto tiket
pass card tersebut, tapi satu hal yang pasti dengan tiket ini anda & grup akan duduk bersama berdekat - dekatan di 1 area gerbong.
|
Tiket shinkansen |
Shinkansen berbeda dengan kereta api di Indonesia. Ia tidak memiliki kelas gerbong, semua gerbong penumpang adalah sama, tidak ada kelas ekonomi / bisnis / eksekutif. Kebetulan shinkansen yang sy naiki hanya memiliki total 13gerbong saja. Kursi penumpang di tiap gerbong terbagi menjadi 2 bagian, A, B, C, dan D, E. Setiap gerbong dibatasi oleh pintu otomatis (yang sepertinya membuka / menutupnya berdasarkan sensor hawa panas tubuh penumpang) jadi kita tidak perlu repot - repot mengeluarkan tenaga tangan untuk membanting pintu gerbong agar dapat tertutup sempurna, ataupun mencari tombol pembuka pintu. Dan sy yakin anda akan terhindar dari kemungkinan terjepit oleh pintu...wakakakka... (
based on a true story)
|
I love these window |
Di setiap deret kursi penumpang terdapat masing - masing satu jendela yang memiliki tirai bermotif coklat seperti kertas daur ulang (tidak terlalu tebal / terlalu tipis, jadi sinar matahari hanya mampu sedikit mengintip dari sela - sela ruas kertas saja) yang dapat ditutup dengan menariknya dari atas ke bawah. Jendela model ini menurut saya sangat pas (berdasarkan pengalaman pribadi sy) dibandingan dengan jendela di KA Indonesia. Kebanyakan KA Indo jendelanya berpenutup tirai kain yang mana akan selalu bergoyang - goyang saat kereta mengalami goncangan atau sedang berbelok, dan bagi penumpang yang tidurnya menempelkan kepala ke arah jendela pasti tirai tersebut sempat "menyapu bersih" wajah anda, bersyukurlah bagi anda yang memiliki kulit wajah non-sensitif atau jika kain tirai kursi anda dalam keadaan bersih, tetapi jika kenyataannya adalah sebaliknya maka tetap ucapkanlah syukur sedalam - dalamnya ^^. Kemudian juga, kebanyakan KA Indonesia memiliki jendela yang lebar - lebar memanjang untuk 2 barus kursi sekaligus (depan belakang), bisa anda bayangkan jika anda duduk di baris belakang, kemudian anda tersinari oleh sinar matahari yang datangnya justru dari arah jendela bagian milik kursi depan anda dan anda sangat tidak menyukai rasa hangat atau takut "gosong", otomatis anda harus meminta tolong kepada penumpang di depan anda untuk menutupkan tirai di jendela depan, yah semoga penumpang tersebut berbaik hati untu menutupkan sedikit, tapi bagaimana jika penumpang tersebut justru menyukai hangatnya mentari? Atau bagaiman jika ia sedang tertidur pulas? Apakah anda cukup berani untuk maju untuk menutup sendiri jendela tersebut? Maka berpuaslah anda dengan keadaan seadanya...
|
Moga - moga ga aus deh.. |
Anda kecapekan selama perjalanan? Rebahkan saja kursi anda. Sy sempat kebingungan mencari - cari tombol pencetannya. Rupanya si "tombol" tersimpan begitu rapi sehingga tetap menjaga penampilan Shinkansen, karena ia bukan berupa "tombol" melainkan sebuah sudut di ujung pegangan tangan kursi penumpang, sudut tersebut rupanya bisa ditarik agak sedikit ke atas dan kursi anda pun akan rebah miring ke belakang. Sayangnya hanya ada 1 sudut kemiringan, berbeda dengan KA Indonesia, entah memang bisa atau karena engsel jok kursi penumpangnya sudah agak aus / rusak sehingga dengan sedikit penahanan maju mundur jok kursi dengan tangan anda, anda pun akan mendapat sudut yang tepat senyaman keinginan anda^^ wakakkaka.. hidup KA Indonesia!!
Kenyamanan & kepuasan konsumen benar - benar menjadi perhatian tersendiri di Jepang. Di shinkansen, meja penumpang meniru sistem meja di pesawat yang mana menempel di bagian belakang kursi penumpang depan, sehingga jika dibandingkan dengan meja di KA Indonesia yang tersimpan di sela - sela pegangan kursi, mejanya terkadang sulit dikeluarkan, apalagi jika engsel meja sudah berkarat T_T . Jadi meja shinkansen jauh lebih
user-friendly".
|
Sekilas mirip KA Indonesia^^ |
Kemudian untuk suasana, shinkansen memiliki atmosfer yang sangat tenang, "
cozy & comfortable". Tidak ada keributan, suara bising, dll bahkan sy sempat menoleh kiri kanan depan belakang sy lihat mayoritas penumpang hanya tidur, main hp, atau memandang keluar jendela, tidak ada yang saling berbicara (apa mungkin sdh menjadi tradisi di Jepang??) Bahkan para petugas kereta yang biasa kita lihat di KA Indonesia seringberlalu - lalang sambil membawa nampan berisi makanan minuman sambil berteriak - teriak menawarkan isi nampan mereka, hanya sy temukan 1x dan itupun si petugas berjalan tanpa bersuara, hanya bunyi roda troli dagangan mereka yang terdengar samar - samar. Bahkan setiap petugas yang melewati gerbong (baik petugas pemeriksa tiket, petugas penjual makanan-minuman, ataupun petugas yang kebetulan melewati gerbong) saat mereka sudah di dekat pintu gerbong, mereka selalu membalikkan badan ke hadapan kita dan membungkukan badan dalam - dalam, yang sy artikan sebagai tanda hormat sekaligus untuk berpamitan.. Hwaa.. sy benar - benar merasa tersanjung @_@
|
Jalanan masuk ke area restroom |
|
Wastafel yang mirip di hotel 3* |
Area
restroom tidak menempel di balik pintu gerbong tetapi berada di area terpisah yang sangat luas (dibandingkan dengan toilet di transportasi umum lainnya), sangat nyaman, sangat bersih (dibandingkan dengan toilet KA Indonesia, ataupun alat transportasi umum lainnya yang pernah sy coba). Antara gerbong penumpang ke
restroom dipisahkan oleh pintu otomatis. Ruangannya dibagi menjadi kiri & kanan. Di sisi kanan dibagi 2 yaitu toilet wanita & ruang wastafel. Di sisi kiri dibagi 2 yaitu toilet pria dan ruangan (/ruang menyusui). Luas tiap - tiap ruang juga sangat pas dan nyaman bagi ukuran seorang penumpang Asia, dan sangat bersih dengan dominasi warna abu2 yang lembut, bahkan untuk
flush toilet hanya perlu melambaikan tangan ke area tombol sensor. Well... sy benar - benar merasa nyaman untuk BAB ataupun BAK ^.^
|
Lambaikan tangan ada di sini |
|
Toiletnya bahkan memiliki pengering tangan |
Shinkansen sangat informatif. Di setiap pintu gerbong, di bagian atasnya terdapat monitor yang berulang - ulang menginformasikan hal - hal penting bagi penumpang, misalnya kode shinkansen yang anda naiki, stasiun awal di kota mana, stasiun pemberhentian, stasiun pemberhentian terakhir, dan bahkan setiap kali shinkansen akan berhenti di stasiun tertentu monitor akan memunculkan nama kota / prefekturnya beberapa kali sebagai pengingat para penumpang, sayangnya monitor tersebut tidak bersuara ataupun seingat sy tidak ada speaker untuk pengingat pemberhentian shinkansen, jadi bagi anda yang belum terbiasa naik shinkansen sebaiknya jangan tidur wkwkkkw.... karena sy lihat penumpang asli warga Jepang meskipun mereka tidur, mereka bisa terbangun tepat sesaat sebelum shinkansen sampai di stasiun tujuan mereka (atau mungkin jika ada yang terlewat, sy rasa mereka sudah cukup ahli untuk berhenti di stasiun berikutnya, dan kembali ke stasiun tujuannya entah naik shinkansen atau moda transportasi lainnya).
Bahkan di bagian belakang jok kursi setiap penumpang, yaitu di balik meja untuk makan terdapat gambaran denah gerbong - gerbong lokasi toilet, wastafel, tempat sampah, telepon umum, dan
vending machine ,yang keterangannya dituliskan dalam bahasa Jepang dan Inggris.
Berikut adalah beberapa foto shinkansen & stasiunnya:
|
Menuju bangunan terminal, dari parkiran |
|
Suasana terminal setelah turun dari shinkansen |
|
Beli tiketnya dulu yaa |
|
Disinilah tiket pass card digunakan |
|
Scan your pass card ticket here |
|
Perhatikan nomor peron anda |
|
Tak dapat kepala, badan pun jadi |
|
Tak dapat kepala, badan pun jadi (part-2) |
|
Sejenis electronic map stasiun |
|
Sekilas mirip KA Indonesia (part-2) |
Hmm...kapan ya kita (Indonesia) punya alat transportasi sekelas shinkansen?
*****
No comments:
Post a Comment