1.19.2014

SANSEVIERIA: Si Hijau Penghisap Racun

Tanaman hijau yang memiliki sekitar 70 spesies ini cukup dikenal di berbagai daerah & negara, bahkan ia memiliki beragam nama sebutan yang berbeda - beda,  dalam bahasa Inggris misalnya, Snake Plant, Devil's Tongue, Bow String Hemp, Century Plant, Lucky Plant, Snakeskin Plant, African Devils, dalam bahasa Jerman disebut Bogenhanf. Bahkan di Perancis pun tanaman ini dikenal, yaitu dengan nama Chanvre d'Arique, sedangkan dalam bahasa China dikenal sebagai Pak Lan, Sweet Mei Lan, Ylang Ylang. Di Indonesia sendiri ia dikenal sebagai Lidah Mertua, Tanaman Ular Pedang - Pedangan, Lidah Jin.

Sansevieria Trifasciata Bantel's Green "mutation"

• Sansevieria mampu menyerap dan mengolah polutan menjadi asam organik & beberapa senyawa asam amino

• Sansevieria bisa berfungsi sebagai "Air Freshner" (anti polutan) dan mampu menyerap asap rokok & meredam bau. Sehingga bagus diletakkan di dalam ruangan, baik di rumah, sekolah, kantor, dll.

Sansevieria Canaliculata

• Sansevieria mampu menyerap 107 jenis unsur berbahaya, serta menyerap radiasi berbagai barang elektronik (komputer, televisi, dll). (Berdasarkan hasil penelitian badan antariksa Amerika Serikat -NASA-)

Sansevieria Trifasciata Futura Pv Tiger Stripe Metallica

• Sehelai daun sansevieria mampu menyerap "Formaldehid" sebanyak 0.983Mg/jam.


• Sansevieria dapat digunakan sebagai obat diabetes & ambeien/wasir ("S.Trifasciata Lorenti")

Sansevieria Aethiopica

• Ruangan seluas 100m persegi hanya memerlukan Sansevieria dewasa 4-5 helai saja. (Untuk bisa melakukan fungsi - fungsi di atas) (Hasil penelitian Wolverton Environmental).

Sansevieria Silver Hahnii Marginata


Sumber: Komunitas Sansevieria Surabaya
Foto: koleksi Mrs. Leonita Santosa

Sansevieria Bagayomensis

Sansevieria Golden Hahnii


*****

1.02.2014

Fuji, Kawaguchiko, Gotemba: Mimpi yang Terburai

FUJI-SAN
Hari ke-4.. Di pagi yang sangat cerah kami mengunjungi gunung legendaris di Jepang yang seringkali dijadikan latar cerita manga, anime, dan film Jepang, yaitu Fuji-san a.k.a gunung Fuji.




Bus kami berjalan melalui perjalanan panjang yang berkelok - kelok mengitari sejenis perbukitan pepohonan hijau yang diterpa teriknya sinar mentari pagi (yang mana, pada akhir tujuan, sy sadari bahwa perbukitan tersebut adalah lereng gunung Fuji yang sedang kami lalui) hingga akhirnya bus berhenti di sebuah pelataran parkir yang sangat luas dan sudah dipenuhi oleh beragam bus, mobil & motor pengunjung. Dari pelataran parkir tersebut terlihat beberapa bangunan yang didominasi oleh motif batang - batang kayu pohon.
Ada juga sebuah area terpisah di tengah yang ber-paving batu - batuan yang sudah terbagi - bagi ke dalam luasan yang sama untuk beberapa grup pengunjung (kebanyakan mereka didominasi oleh wajah - wajah lokal Jepang, hal ini sy asumsikan melalui gaya berpakaian, bentuk wajah, dan bahasa mereka), mereka semua sudah sangat siap dengan berbagai peralatan & perlengkapan untuk mendaki... YA!! Anda tidak salah baca! MENDAKI!! Waoww...! Rupanya wisata di Fuji-san lebih cocok diisi dengan kegiatan mendaki, dibandingkan dengan sy yang wisata melalui grup tur yang mana otomatis langsung di-drop di step ke-5 (ketinggian 2200m) dan anda pun tidak mungkin meninggalkan jadwal & anggota grup untuk mendaki. Jika dibandingkan dengan Gunung asli di Indonesia (misalnya Gunung Bromo) sy rasa memang Bromo-san masih bisa dinikmati dengan wisata yang ringan - ringan saja (seperti ikut grup tur wisata) dan tetap cocok dinikmati melalui kegiatan pendakian.

Dan disinilah sy berada, di ketinggian 2200 meter gunung Fuji, step perhentian ke-5 para pendaki. Saat anda menjejakkan kaki keluar dari pelataran parkir, jika anda beruntung anda akan didatangi oleh seorang warga lokal Jepang yang akan memberi anda secarik kertas biru tipis. Saran sy, simpan & lihat baik - baik kertas tersebut, jangan sampai anda salah langkah seperti sy haHAhhaAha.... sy melupakan keberadaan kertas tersebut, padahal kertas itu bisa ditukarkan dengan suvenir kecil saat anda melakukan transaksi pembelanjaan, tapi sy kurang jelas berapa nominal belanjanya dan di toko manakah harus belanja. Salah seorang anggota tur sempat teringat menukarkan kertas biru tersebut (sy tidak menanyakan berapa nominal & di toko mana ia berbelanja) dan inilah suvenirnya: @_@ #ngarep.com.

Di step-5 ini anda akan menemui berbagai pengunjung Fuji-san yang didominasi oleh para pendaki (terlihat dari model pakaian dan peralatan yang mereka bawa) dan kebanyakan berparas lokal Jepang. Anda juga akan menemukan bangunan - bangunan yang didominasi motif kayu, yang menjual suvenir - suvenir, mulai dari gantungan kunci, hiasan meja, makanan kecil yang tidak sy kenali nama & rasanya, makanan kecil yang sy kenali rasanya (melalui tester^^) tapi sy tidak tahu namanya, makanan  kecil yang penampilannya sangat unyuu (lucu) dan sy (lagi2) tidak tahu namanya, kaos gunung Fuji, boneka Geisha, hiasan kipas Jepang, bahkan ada toko yang khusus menjual peralatan & perlengkapan mendaki. Berikut adalah beberapa foto barang yang dijual yang menarik perhatian sy & yang bisa sy foto (sy katakan 'bisa' karena mengambil foto barang jualan itu sangat sulit, membutuhkan keahlian bersembunyi dari penglihatan para penjaga, pemilik & kasir toko, kalau salah strategi, bisa - bisa kita ditegur, dimarahi atau diusir, dll O_o):

Kalender dan pigura foto berbahan kayu

Geta ¥1800. Hitung saja kurs rupiahnya :'(

Paperbag

Termometer ruang ¥1200?_? Hitung saja kurs rupiahnya

Stik kayu berlonceng kecil / berpenutup di bagian atas
Stik / batang - batang tipis berbahan mirip kayu ini sepertinya digunakan oleh para pendaki sebagai pegangan saat mendaki, tetapi menurut sy (orang awam dalam hal pendakian & sudah memegang - megang stik tersebut) sy rasa stik tersebut tidak cukup kuat untuk menopang berat tubuh saat mendak, dan juga terlalu cantik. Tapi sy tidak tahu bagaimana kenyataannya di lapangan karena toh sy lihat ada beberapa pendaki yang membeli & membawa - bawa stik tersebut.
Stik kayu dengan bel ¥1000
Stik kayu dengan kain penutup atau dengan peta ¥1200
Stik kayu dengan kain penutup & peta sekaligus  ¥1600. Waoww....hitung saja dengan kalkulator berapa harganya dalam rupiah.



Stik kayu berbendera Jepang (untuk mendaki?)
Salah satu barang yang dijual yang benar - benar menarik perhatian sy, hingga sy sempatkan untuk membaca keterangannya secara detail adalah barang semacam alas tikar yang satu ini:


Dikatakan bahwa bilah - bilah kayu / rotan anyaman yang sy kira sejenis alas tikar ini bernama "Masu" yang dalam bahasa Jepangnya berarti "uang yang meningkat dalam angka - angka" atau bisa juga "memakmurkan", diharapkan dapat membawa kesukacitaan dari negara Jepang. Masu biasa dipakai di rumah, karena dikatakan masu dapat membawa kesukacitaan & keberhasilan ke dalam rumah anda seperti layaknya kecantikan gunung Fuji hingga saat ini.

Di tengah kesibukan anda berbelanja, sempatkanlah untuk mampir ke sebuah gang di antara deretan toko - toko. Gang ini bisa anda temukan dengan berpedoman pada gapura besar berwarna merah di mulut gang. Disini anda akan menemukan sisi lain dari gunung Fuji. Sy tidak tahu gang apakah itu sebenarnya, tetapi disini anda akan menemukan kuil yang bangunan dan ornamen pelengkapnya didominasi oleh batu - batu putih, mulai dari bangunan kuil itu sendiri, gapura (di dalam) kuil, patung singa ( / harimau??), papan batu bertulisan (mirip bongpay di makam orang Tionghoa), hingga gazebo sumur basuh tangan (&sumurnya). Hanya di gapura mulut gang & pagar - pagar di pinggir jalan menuju kuil sajalah yang berwarna merah. Sayangnya sy tidak sempat mengeksplor bagian dalam kuil..hahhaha sy harus membagi waktu dengan tepat antara foto - foto untuk blog, foto narsis, belanja, dan mengeksplor lokasi wisata.. Yah...itulah..sebuah surga kecil yang tersembunyi di antara keramaian.
Berikut adalah foto - foto kuil di Fuji-san tersebut: (belakangan sy ketahui, bahwa nama kuil tersebut adalah "Komitake".




Sumber: flickriver.com






LAKE KAWAGUCHIKO (Kawaguchi)
Anggota tur yang sebelum berangkat ke Jepang dan sebelum mengunjungi Kawaguchiko pernah ke danau Toba di Sumatera Barat, mengatakan bahwa Kawaguchiko ini tidak ada apa - apanya jika dibandingkan dengan Toba. @_@ (jadi kepingin k danau Toba nih...), sedangkan menurut sy sendiri yang memang belum pernah ke danau Toba, sy membandingkannya dengan Telaga Sarangan di Magetan, Jawa Timur (ya meskipun Sarangan tidak seterkenal Toba tetapi ia termasuk lokasi wisata alam yang cukup dikenal di pulau Jawa), jujur sy katakan pendapat sy bahwa Kawaguchiko dan Sarangan: hampir mirip!! :)) Mulai dari bentuknya (dilihat dari pinggiran danau), kapal sepeda model bebek, kapal motor beratap, mungkin yang membedakannya adalah Sarangan adalah telaga dan bukannya danau, adanya jembatan kayu yang menjorok hampir ke tengah danau dan lokasi danau yang berada di pinggir jalan raya. Saking biasanya Kawaguchiko ini sy dan rombongan benar - benar bingung mencari spot terbaik untuk foto, yaaa supaya terlihat bahwa kami benar - benar fotonya di sebuah danau di Jepang dan bukannya foto di sebuah danau biasa :P, dan sy pun menemukan spot terbaik ini: (yang akhirnya ditiru oleh anggota tur yang lain #cape'dechh). Seperti apakah danau ini?

Pelataran parkir toko sekitar danau








GOTEMBA PREMIUM OUTLET
Ahhh....inilah surganya para shopaholic kelas atas!! Barang - barang bermerek kelas dunia, mulai dari pakaian, makanan, snack, restoran, kafe, jam tangan, kacamata, pakaian dalam, mainan, parfum, dll dengan merek internasional dan merek lokal Jepang, kualitas terbaik dan harga yang sanggup menghabiskan gaji seorang karyawan domisili Indonesia tingkat junior (-saya-).

Sedangkan bagi anda para non-shopaholic bersiap - siaplah merasakan capek / bosan luar biasa setelah anda menemani kawan, istri, saudara, kekasih, atau partner anda berbelanja, atau karena anda tidak bisa menemukan kursi untuk duduk. Ya..selama sy berkeliling belanja di GPO sy hanya menemukan segelintir kursi yang mana selalu terlihat terisi oleh pengunjung, jadi anda harus pandai - pandai mencari kursi kosong atau mengantri kursi tersebut (& sy yakin akan butuh waktu lama untuk anda menunggu hingga kursi itu ditinggalkan si pengunjung yang duduk, karena ia pun akan duduk disana sambil menunggu kerabatnya hingga selesai belanja di GPO) atau ikhlaslah untuk duduk di sembarang tempat kosong, misalnya sela - sela rak baju, pinggiran jendela display toko, dll (tapi anda harus siaga kalau - kalau anda ditegur / diusir penjaga toko^^).


Satu tips yang sy ingin bagikan bagi anda para shoppers luar negeri, selalu perhatikan keterangan barang yang anda beli (di karton dos, di bungkus plastik, atau di label baju, dll) karena ada beberapa kenalan sy yang mengeluh / menyesal sepulangnya ia belanja di luar negeri. Rupanya kerabat sy itu membeli produk di luar negeri, dan sesampainya ia di Indonesia, ia (dan si penerima suvenir) baru menyadari bahwa produk tersebut adalah "made-in-Indonesia" dan ia pun merasa kecewa (dengan artian ia jauh - jauh ke luar negeri tapi barangnya buatan negeri sendiri). Tapi sebetulnya menurut sy anda tidak perlu menyesal / kecewa, terutama jika produk anda diusung oleh sebuah merek skala internasional, mengapa? Karena sy yakin bahwa produk tersebut memang buatan asli Indonesia tetapi mereka dibuat berdasarkan kualifikasi dan kualitas kelas internasional (sekelas merek tersebut) dan jika produk tersebut dipasarkan di sebuah negara pasti ia juga telah lolos kualifikasi standar di negara tersebut (sejenis SNI jika di Indonesia) apalagi jika produk bermerek tersebut dijual di Jepang yang terkenal sangat ketat standar produk importnya (lebih ketat daripada Eropa & Amerika), tapi sekali lagi sy ingatkan bahwa keyakinan sy ini hanya berlaku untuk produk merek skala internasional. Jadi, misalnya hiasan meja dari bahan keramik yang dijual di "street market" hmm... sy tidak tahu bagaimana lebih lanjutnya^^


Dan, berikut adalah peta lokasi toko - toko di GPO:


Bisa anda download disini


Berikut adalah beberapa contoh merek internasional yang ada di GPO:
West Zone: Alexander Mc Queen, Yves Saint Laurent, Sergio Rossi, Petit Bateau, Wedgwood, Bottega Veneta, Diesel, Godiva, Triumph, Haagen-Dasz, Body Shop, Ray-Ban, Folii Follie, dll
East Zone: Replay, Burton, Lego, OshKosh B'Gosh, Callaway, Samsonite, Ralph Lauren, McDonald's, Coleman, Bose, Armani, Dunhill, Dolce&Gabbana, Banana Republic, Swarovski, Vivienne Westwood, Kate Spade New York, The North Face, dll.


Sedangkan merek lokal asli Jepang:
West Zone: Issey Miyake, Nextdoor, Nikon, Cabane de Zucca, Tomorrowland, Melrose, Kanematsu
East Zone: Olive des Olive, Sanrio, Beams, Lowrys Farm, Francfranc, Ciaopanic, Tsumori Chisato, Adam et Rope, Cecil McBee, Pearly Gates, dll.


Saran sy, jangan sampai anda gelap mata selama di GPO maupun shopping area manapun di luar negeri, apalagi jika ada diskon / SALE, tetap gunakan akal sehat dan kalkulator rupiah anda :)) agar anda tidak menyesal kemudian.

Lebih detail mengenai GPO: klik disini

*****