12.03.2013

GoodBye Tokyo: Tower, Asakusa, Toyota

Hari ke-3...
Di jadwal acara tur dituliskan bahwa kami akan melewati IMPERIAL PALACE. What?! Melewati? Well..sy berharap agar si 'mimin' di manajemen tur jari tangannya keselip saat mengetik jadwal tur tersebut.

Hanya tampak dari luar saja T_T

Puncak salah satu bangunan istana

Penampakan dari jalan raya

Dan yang terjadi adalah... Kami benar2 hanya dilewatkan saja! Aarghhh...!! Benar2 ironis... Rupanya Imperial Palace ini adalah sejenis dengan Istana Negara di Indonesia, dia bukan sekedar istana yang telah ditinggalkan dan hanya dilestarikan, Imperial Palace sampai saat ini masih difungsikan sebagai tempat tinggal kaisar & keluarga kerajaan (dan segala aktivitas kerajaan), sehingga hanya warga Jepang sajalah yang diperbolehkan masuk ke dalam istana, itu pun hanya di hari2 tertentu saja.


TOKYO TOWER
Ini dia nihh... menara impian sy sejak kecil saat sy pertama kali mengenal dunia tentang negri Jepang dari film kartun Sailormoon...Tokyo Tower! (Selanjutnya sy sebut "Tower")

Jalan masuk dari area parkir
-Doraemon- untuk menyamarkan area konstruksi
Menuju loket tiket
Beli tiketnya disini yaaa
Pintu masuk (dari arah parkiran)

Hmm...firasat sy buruk, dari kejauhan saat sy & rombongan masih berada di dalam bis, tower yang terlihat tinggi menjulang justru terlihat lebih mirip seperti menara radio (sy sempat teringat dengan antena pemancar radio di stasiun radio tetangga sebelah rumah lama sy di Surabaya) hanya saja "antena pemancar radio" yang satu ini memiliki ruangan2 yang difungsikan di setiap lantainya. Jika dilihat dari kejauhan, jujur saja sy lebih memilih TV Tower di Shanghai, setidaknya bentuk bangunan luarnya sedikit lebih keren dibandingkan Tower.
Atau mungkin Tower ini baru terlihat kecantikannya saat malam hari (karena saat sy mengeksplor keliling bagian dalam tower terlihat ada beberapa replika menara yang ber-lampu2 menyala di setiap ruas tiangnya, dan dari replika tersebut sy benar2 bisa membayangkan bagaimana cantiknya rupa menara ini di malam hari...:))

Di tower sy membeli tiket yang termurah dan yang paling mungkin untuk sy beli. ¥820 yaitu tiket untuk Main Observatory saja. Mengapa sy katakan "yang-paling-mungkin-untuk-sy-beli"? Karena menurut papan di loket tiket sy termasuk kategori "HS Students and Older".

Ada 3 tipe kunjungan tiket: Main Observatory Only (ketinggian 150 meter); Combination (Observatory 150m & 3 Floor (Wax Museum & Space Wax)) <kalau sy tidak salah ingat>; Dan, Comb 4 Floor <kombinasinya sy benar2 lupa :p>

Ada 3 kelompok harga: HS students and older (HS) ; Jr.HS / elementary school students (JHS) ; Dan, Four-years old and older (4YO).

- Untuk Main Observatory only: HS>¥820, JHS>¥460, 4YO>¥310.

- Untuk Comb 3 Floor: HS>¥1820>diskon>¥1420, JHS>¥1160>diskon>¥900, 4YO>¥1010>diskon>¥700.

- Untuk Comb 4 Floor: HS>¥2320>diskon>¥2120, JHS>¥1260>diskon>¥1160, 4YO>¥1110>diskon>¥1010.

Sy tidak tahu mengapa, bagaimana, dan sampai kapan adanya diskon2 harga untuk tipe kunjungan kombinasi, tapi jika kita melihat ke dalam tower banyak sy temukan spanduk2 yang bertuliskan "55th Anniversary Tokyo Tower" (mohon diingat, sy ke Jepang pada bulan Agustus 2013) jadi sy berasumsi mungkin diskon tersebut diadakan dalam rangka HUT Tokyo Tower. Tanggal pastinya sy pun tidak tahu, tapi melihat masih adanya spanduk, dan diskon, sy berasumsi kemungkinan HUTnya di bulan Juli - September. (Kalau ada pembaca yang tahu tanggal HUT Tokyo Tower, share di kolom comment ya)

Sebenarnya di dalam grup tur sy ada seorang anak kecil umur 6-8 tahun, kalau melihat papan tiket seharusnya dia cukup membeli tiket ¥460, sayangnya sy tidak sempat melihat tiketnya. Di pintu masuk, (khusus) anak2 mendapat suvenir berupa pin khas Tokyo Tower, sebuah suvenir yang membuat sy "ngiler2" setengah mati.. -.-

Ada banyak hal yang bisa kita temukan di Observation Area di ketinggian 150m. Di salah satu sudut terdapat "An Ema" yang mana sy lihat sebagai 1 set yang terdiri atas: gapura kecil terbuat dari kayu, sekumpulan kertas coklat berbentuk Tower & hati (love), meja untuk menulis dilengkapi dengan spidol hitam, kuil doa kecil, dan sebuah papan keterangan (atau apapun itu, wkwkwk karena bertuliskan huruf2 Jepang, yang tidak sy pahami). Melalui keterangan berbahasa Inggris yang ada, sy asumsikan bahwa kertas2 coklat itu adalah untuk menuliskan keinginan / impian kita, lalu menggantungnya di gapura kayu, dengan harapan impian/keinginan kita dapat terwujud suatu hari nanti. Yang sy lihat di gapura kayu tersebut adalah ada banyak sekali kertas2 coklat yang digantung hingga bertumpuk2 tiap baris gantungannya, dengan tulisan dari berbagai bahasa (mayoritas dengan huruf2 "cacing2" entah Jepang / mandarin / Korea / Thailand, dll).
Beberapa kertas coklat yang bisa sy baca (Inggris& Indonesia) mereka justru menuliskan data diri seperti: nama, asal negara / kota, dan tanggal saat mereka mengunjungi Tower ^^ supaya dikenang kali yaa... Untuk bisa menulis di kertas2 coklat tersebut sepertinya kita harus membayar ¥700 (Waooww...mahal amat yaaa..). Entah karena harganya yang mahal, atau karena tumpukan kertas yang menggantung sangat tebal, atau karena pengunjung ingin mencari cara cepat dan praktis, banyak sekali pengunjung yang menulis di ruas2 tiang gapura kayu, bahkan hingga ke atap2nya, sampai2 bisa dilihat tidak ada ruang kosong yang masih bersih dari tulisan di gapura kayu tersebut..weleh2...antusiasme pengunjung Tower benar2 patut diacungi jempol!




Di sudut yang lain terdapat sebuah komputer yang 'mungkin' jika dicoba opsi2 menunya akan menceritakan tentang isi Tower, sejarah, pembangunan, dll (sy tidak mencobanya karena kemungkinan besar pasti memakai bahasa Jepang).

Di sudut yang lain lagi terdapat lantai kaca tembus pandang seluas 0.5m x 0.3m yang mana hanya cukup untuk 1 orang saja berdiri menjejakkan sepasang kaki di atasnya, ya memang dari lantai kaca ini anda bisa melihat langsung ke jalana jauh di bawah tower, namun sensasi rasa melayang /"thrill" berdiri di atas ketinggian 150m tidak akan terasa sama sekali. Hanya bagaikan secuil pandangan ke bawah. Apalagi jika anda membandingkannya dengan TV Tower di Shanghai yang memiliki 1 lantai khusus, yang seluruh dasar lantainya adalah kaca tembus pandang, sehingga anda bisa berjalan2 mengelilingiseluruh sudut lantai tersebut bagaikan anda melayang di ketinggian berpuluh2 meter jauh di atas jalanan kota Shanghai, jadi sy yakin anda akan benar2 bisa merasakan sensasinya dan rasa "thrill" yang sy rasakan saat di TV tower tsb.

Dari lantai ketinggian 150m, turun 1 atau 2 lantai sy agak lupa, anda akan menemukan toko suvenir Goods Shop yang menjual gantungan kunci, hp, dll tetapi saran sy jangan beli di toko ini. Mahal! Lebih baik anda mencari suvenir di stan2 suvenir di lantai dasar Tower (lantai 1 atau 2 sy lupa..) yang pasti di lantai ini stan2nya juga menjual suvenir makanan2 kecil seperti cookies, permen, dan cake Tokyo Banana (lihat: Ada Di Jepang) Di sini gantungan kuncinya lebih murah, dengan selisih minimal ¥5 dibandingkan Goods Shop di lantai atas.

Salah satu sudut Goods Shop
Foto - foto lainnya dari Tokyo Tower:






ASAKUSA KANON TEMPLE
Destinasi kami berikutnya adalah sebuah kuil terkenal di Jepang yang memiliki sedikit pengaruh dari agama Buddha. Hal unik yang sy temukan dari lokasi kuil ini adalah bangunan kuil berada masih cukup jauh ke dalam, dan di depan2nya adalah rumah2 penduduk, toko suvenir, dll, dan para turis pengunjung akan tetap bisa menyadari bahwa mereka telah berada di lokasi yang tepat, karena di bagian terluar (terdekat dengan jalan raya) terdapat gapura besar dengan tiang2 dan lampion besar berwarna merah yang bentuknya menyerupai gapura di depan kuil utama (yang masih jauh ke dalam) yang menjadi penanda lokasi Asakusa Kanon Temple.

Pemukiman penduduk. Arah menuju kuil
Deretan toko. Arah menuju kuil.

Menuju ke arah kuil utama kita akan melewati pemukiman penduduk dan toko2 yang menjual ragam suvenir khas Jepang seperti hiasan kipas, hiasan boneka geisha, boneka samurai, hiasan patung Hello Kity, gantungan kunci, gantungan hp, gantungan spion mobil, gantungan kincir angin, juga ada toko2 makanan & snack khas Jepang seperti sushi, ramen instan, es krim kacang, stik seafood yang digoreng, panggang, dll. Semakin mendekat ke arah kuil, pelataran luas terpampang di depan mata kita, dengan beberapa bangunan2 yang tersebar di beberapa titik, ada bangunan gudang kuil, kuil pendamping, ada stan resmi kuil yang menjual buku2 tentang kuil, buku doa, gantungan2 mobil / rumah yang berisikan ayat2 doa, ada rak2 yang ber-laci berisi kertas2 ramalan mirip "jiam-si" di kelenteng2  Tridharma di Indonesia yang juga dilengkapi tabung2 kocok berisi stik2 kayu. Yang mengagetkan sy adalah anda harus memasukkan uang ¥100 untuk bisa mengocok tabung kayu dan mengambil kertas ramalannya....Alamakkk! Jangan lupa, kalau ramalan anda jelek, sebaiknya kertasnya diikatkan ke papan kawat yang ada tepat di sebelah rak ber-laci tsb. Bagaimana anda tahu jelek tidaknya ramalan anda? Kertas ramalan dari laci2 tersebut memang bertuliskan huruf2 bahasa Jepang, namun di sebaliknya tersedia huruf2 latin dalam bahasa Inggris, sayangnya kalimat2nya berupa kata2 kiasan pantun, jadi pandai2lah menafsirkan arti dari kertas ramalan anda.

Gapura kuil
Pelataran kuil
Stan penjual buku doa, dll
Mau ngeramal? ¥100
Kalau hasil ramalan anda jelek, ikatkan kertasnya disini

Kolam air
Sy tahu sedikit mengenai tata cara doa di kuil ini (kalau salah atau ada yang kurang, mohon koreksi yaaa -comment-). Mula2 sebelum anda memasuki area kuil, ada sebuah  kolam air berkepala naga di setiap sisi tengah kolam tersebut dan mengeluarkan air melalui mulutnya. Di kolam tsb disediakan sendok aluminium bergagang kayu panjang, dengan sendok ini ambilah air yang keluar dari mulut kepala naga, pegang sendok dengan tangan kiri untuk membasuh telapak tangan kanan dengan air yang sudah kita tampung di sendok, sebaliknya pegang sendok dengan tangan kanan saat anda hendak membasuh telapak tangan kiri, sehingga kedua telapak tangan bisa dikatakan 'saling membasuh'.

Kemudian tepat di tengah2 depan area pintu masuk kuil, terdapat sebuah kotak besar berwarna dominan merah, yang bagian atasnya berupa bilah2 kayu hitam bercelah di antaranya. Sebelum kita masuk ke dalam kuil, di kotak ini kita lemparkan masuk uang koin ke celah2 bilahan kayu lalu kita tepukkan secara perlahan kedua tangan kita ke arah depan sebanyak 3x dan pejamkan mata sebentar, sy tidak tahu pasti apakah di sini kita (pengunjung turis / umat domestik Jepang) berdoa sebentar atau hanya memejamkan mata saja selama beberapa detik. Kalau sy sih..sy menepuk tangan tapi tidak melempar uang koin apapun :P dan saat memejamkan mata sy hanya mengucapkan (dalam hati) salam saja sihh...

Altar kuil
Kotak sejenis juga ada di dalam kuil, tepat di depan altar doa utama (yang diberi pembatas jendela kawat /kaca (sy lupa..) dengan area pengunjung). Di sisi kiri kanan kotak tersebut terdapat sangkar kaca yang berisi lilin2 yang menyala. Untuk menyalakan lilin anda diminta untuk memasukkan uang koin /
lembaran ¥100, tapi sy lupa dimana tempat kita mengambil lilinnya dan di tempat lilin itu jugalah terdapat kotak untuk anda memasukkan ¥100.

Kemudian di sisi kiri dan kanan setelah sangkar lilin, ada rak2 kertas ramalan persis seperti yang kita temukan di pelataran depan kuil, 2 di sisi kanan, 2 di sisi kiri. Bagaimana cara mendapatkan kertas ramalan tsb? Setelah anda masukkan uang ¥100 kocoklah tabung yang berisi stik kayu tsb drngan kemiringan tabung maksimal 45ยบ hingga ada stik kayu yang keluar dari lubang tipis kecil di permukaan atas tabung (sy lupa, apakah keluar sedikit saja atau harus keluar sepanjang stik atau stik kayu harus sampai terjatuh dari tabung) Lalu di stik tsb ada huruf2 angka Jepang, carilah angka yang sesuai di rak2 lacinya, dan ambilah selembar kertas ramalan dari dalam laci.
Kertas ramalan sy...
Karena kita tidak paham huruf angka Jepang maka saran sy perhatikan saja lekukan & model tulisannya dan carilah yang mirip persis antara di stik kayu dengan di laci rak. Sy sendiri hihihi...mencoba semuanya selama berada di kuil..ya hitung2 kesempatan langka..kapan lagi sy bisa kembali Asakusa Kanon Temple lagi....

Keluar dari kuil, masih di area pelataran kuil yang sebelumnya sy ceritakan di atas, sy menyadari banyak pengunjung yang selesai sembahyang menuju ke arah sebuah 'gentong' berpahat ukiran dan beratap di tengah2 pelataran. Di 'gentong' tersebut banyak sekali abu dan asap hasil pembakaran (sepertinya ada sesuatu yang dibakat umat di situ) (sy mengasumsikan, apa mungkin seperti di kelenteng Tridharma di Indonesia, dimana umat biasanya membakar "kim coa" kertas2 tipis berwarna kuning bertuliskan tinta keemasan saat mereka selesai sembahyang. Jika ada pembaca post ini yang mrngetahui apa yang dibakar di 'gentong' tersebut mohon sy diberikan koreksi melalui kolom comment) Pengunjung / umat domestik yang sy lihat, mereka mendekat ke pinggiran bibir 'gentong' dan mereka mengibas2kan kedua tangan terbuka dengan gerakan dari arah dalam 'gentong' ke wajah mereka, seperti hendak mengenakan seluruh asap dari 'gentong' ke wajah mereka. Apa maksudnya? Hmm..sy tifak tahu..tapi yang pasti sy juga ikut2an mengarahkan asap2 dari 'gentong' ke arah wajah sy..sambil berharap akan sesuatu yang baik.

Foto - foto lainnya dari Kuil Kanon Asakusa:

Tangga menuju kuil

Bagian dalam kuil
Salah satu ornamen tepat di sisi kanan luar kuil

Lukisan cerita di pelataran kuil




Ornamen naga kayu -di bagian dasar lampion merah-

Lihat bagian atas gentingnya!

TOYOTA MEGA WEB
Toyota Mega Web bisa dikatakan sebagai museum 3 in 1 (museum plus shopping mall plus tempat makan). Disini kita akan diperlihatkan sebuah museum terbuka yang sangat luas terdiri atas 3 lantai yang bentuknya dapat sy katakan lebih mirip dengan showroom pameran jual beli mobil daripada museum. Sy katakan terbuka karena seluruh objek pameran, dipamerkan (yaitu mobil2 buatan Toyota) tanpa sekat / etalase /dll sehingga pengunjung museum bisa melihat, menyentuh, mencoba eksterior dan interior mobil2 tersebut (bukan test drive lhoo yaaa..^^).
Satu2nya foto indoor yang sy ambil -kelupaan sih-
Saking luasnya area pamer museum ini anda pun bisa berlari2 berkeling2 dari ujung ke ujung untuk mengeksplor seluruh area dan semua mobilnya. Dari model mobil terbaru (mobil kecil hanya untuk 1 penumpang -driver only-) hingga model mobil ter-unyu (model Pikachu Pokemon juga ada, lengkap dengan kuping panjangnya) semua ada di Toyota Mega Web. Bagaimana jika anda ingin membeli salah satunya? Hmm...sy tidak tahu bisa atau tidak...tetapi secara akal sehat sy sarankan anda cukup berpuas2 diri berfoto & cuci mata di sana... yahh.. melihat betapa sulitnya persyaratan visa Jepang (lihat blog:Visa Jepang) dan melihat harga barang2 di Jepang yang luar biasa mahalnya 2x lipat harga barang Indonesia... sy tidak bisa membayangkan persyaratan2 untuk kita (turis non-Jepang) untuk membelinya maupun mengirimnya ke Indonesia, apalagi harganya ¥_¥ $_$

Tampak depan lantai-1
Keluar dari 3 lantai museum, ada area Shopping Mall dan resto di sekitarnya. Secara keseluruhan Toyota Mega Web ini berbentuk seperti donat, gedung bulat dengan area terbuka di bagian tengahnya, area tengah yang terbuka ini adalah sebuah kafe terbuka (saat sy ke Toyota lhoo ya... -Aug2013- siapa tau lain waktu anda -pembaca blog- ke Toyota dan bagian tengahnya bukan kafe terbuka lagi, mungkin mereka kehabisan masa sewa / bagaimana... hihihihi...) Beragam jenis toko ada di sini, dari premium class hingga one-price-store. Benar2 tempat yang cocok untuk keluarga, ayah dan putranya mengeksplor museum mobil, ibu dan putrinya berbelanja :P

Outdoor Cafe

Yah...itulah akhir jalan - jalan sy di kota Tokyo (dan sekitarnya...).




Sumber: Koran Jawa Pos 01 Desember 2013 (halaman 16 kolom bawah)

Toyota Mega Web adalah museum mobil terbesar di Jepang , bahkan di seluruh dunia. Museum yang dibangun pada tahun 1999 ini berada di daerah Odaiba, area reklamasi pelabuhan Tokyo, sekitar 1 jam naik train dari kota Tokyo. Semua mobil yang dipamerkan disini tidak dikunci, penjaga museum yang stand by juga hanya sedikit sekali, sehingga anda tidak perlu khawatir akan dibuntuti kemanapun anda pergi.

Tujuan dibangunnya TMW yang menelan dana 15 miliar Yen (sekitar 1.5 triliun rupiah) ini adalah untuk mengedukasi anak muda Jepang akan perkembangan mobil dan mendekatkan mereka dengan mobil melalui konsep "bermain - main" bersama Toyota. TMW memang didominasi oleh mobil2 buatan Toyota, tetapi ia juga memiliki koleksi non-Toyota, mulai Honda, Nissan, hingga mobil buatan Eropa seperti MG, Fiat, Citroen, bahkan mobil buatan Jerman seperti Mercedes Benz dan BMW. Di area Toyota City Showcase juga terdapat beberapa mobil balap buatan Toyota. Disitulah emosi serta adrenalin terpacu karena menyaksikan mobil - mobil beradu kecepatan secara dekat dan kuatnya aura balap di mobil itu. Di lantai 1 semua pengunjung bisa mencoba semua produk Toyota hanya dengan membayar ¥300 (sekitar Rp.35.000) dan menunjukkan SIM lokal.


Naik ke lantai 2 terdapat kafe yang interiornya dihiasi oleh mobil balap Nascar Toyota, Formula, dan mobil gokart. Disini anda ngafe dengan ditemani poster2 dan foto2 pembalap zaman dulu sambil menikmati espreso hasil racikan barista Alessandro Nannini Cafe (saat penulisan artikel -2013), plus  jika anda sedang beruntung anda bisa melihat restorasi mobil oleh mekanik di garasi (saat penulisan artikel -Yudi Hananta- reporter Jawa Pos berkesempatan melihat 2 mekanik yang merestorasi mobil Mustang Shelby dan Cadillac).

Tuner in house Toyota, yakni TRD dan Modelista juga ikut ambil bagian disini, tepatnya di sebelah kafe, mereka membangun sebuah dekorasi mirip dengan pit stop di arena balap.

Di lantai 1 terdapat area shopping mall Venus Fort, yang di bagian belakangnya terdapat History Garage. Ratusan mobil kuno produksi tahun 1940 hingga 1970-an dipadu dengan interior jadul benar2 membangun emosi nostalgia di tahun tersebut. Ada beberapa tema untuk tiap area, misalnya tema garasi Amerika tentu akan berisi mobil2 seperti Chevrolet Bel Air dan Cadillac, lalu di area Eropa dinding2nya didekorasi seperti Eropa kuno.

(Catatan tambahan -Yudi Hananta- reporter Jawa Pos membeli 1 unit diecast Nissan Skyline R33 skala 1:43 seharga ¥2500 (sekitar 300ribu rupiah)).

*****