Showing posts with label kuil-jepang. Show all posts
Showing posts with label kuil-jepang. Show all posts

6.05.2014

Kiyomizu-Dera: Mulai Jatuh Cinta

Di kuil Kiyomizu-dera inilah sy jatuh cinta pada lonceng angin Jepang, bunyi ting..ting..ting-nya yang sangat nyaring dan kertasnya yang berputar begitu kencang terlihat.. so Japanesse.. so natural.. so beautifull..


Kuil ini berlokasi di:
294 Kiyomizu 1-chome, Higashiyama Ward, Kyoto, Kyoto Prefecture, 605-0582, Japan

Berikut selayang pandang selama sy menikmati kuil ini:








Perjalanan singkat melewati pemukiman lokal, menaiki anak tangga dan sangat menghabiskan keringat di bawah terik matahari jam 12 siang. Bahkan foto2 jepretan sy jadi silau menghitam semua akibat terlalu cerahnya matahari bersinar -.-


Hihihi..ada bocah Jepang kejepret

2 ornamen yang selalu ada di kuil Jepang manapun, dan selalu menarik perhatian sy untuk mampir, membaca (wkwkkwk ga ngerti tulisannya sih....), dan mencobanya. Tiang berisi kertas2 doa atau permohonan dalam tulisan Jepang dan bahasa lainnya dan kolam / sumur ukuran kecil / besar untuk membasuh tangan para pengunjung / pendoa. Hanya saja kolam di depan Kiyomizu ini adalah yang terkecil yang sy temukan selama sy mengunjungi beberapa kuil di Jepang (dan juga terpendek....wkwkkwkw) (sy rasa bentuknya hampir mirip sumur di Indonesia yaaa....hanya dilengkapi kayu2 penyangga dan centong airnya...ewkekkekwekewkek^^)


Bahkan di belakang kuil, digantungi lonceng2 angin (zoom in, anda akan temukan: garis2 putih hijau)

Kuil di Jepang selalu berupa sebuah komplek yang besar, sama seperti di Asakusa Kanon Temple, Kiyomizu-Dera juga merupakan sekomplek lokasi yang terdiri atas banyak bangunan2 kecil yang mayoritas memiliki model luar & warna khas seperti 2 foto di atas, kayu2 oranye, tangga2 berwarna batu kapur, jendela2 mati berupa sekat kotak2 kecil, dan yang paling khas, di Kiyomizu ini sy banyak temukan banyaaaaaaakkkk sekali lonceng angin yang digantung dimana2, hmmm....seperti yang sy tulis di awal blog, kuil ini benar2 membuat sy fall-in-love dengan salah satu unsur kecil dari negri Jepang *fellingloved*



Tiket masuk

Tunjukkan tiket anda disini

Untuk memasuki komplek utama kuil, kita harus membeli tiket seharga ¥300 untuk dewasa & ¥200 untuk anak2 (max kelas SMP). Tiket ini wajib anda tunjukan ke petugas tiket di pintu masuk kuil seperti foto di atas.

Satu lagi, bocah Jepeng kejepret :P

Zoom in: anda akan lihat "garis2 putih hijau" yang merupakan rangkaian lonceng2 angin *_*

Memasuki komplek utama kuil, kita akan menemukan kolam untuk membasuh tangan dalam ukuran yang lebih besar. Lalu kita akan melalui selasar lorong panjang terbuka yang di langit2 atapnya digantungi rangkaian lonceng2 angin menuju area kuil berikutnya. Terasa begitu sejuk ~_~, terlindungi dari terik matahari, diiringi nyanyian lonceng angin Jepang...Zzzzz... :)

Biuh...tonggaknya berat bingitz, mana kuat..
Banyak pengunjung & pendoa yang berkumpul dan terdengar gelak tawa dengan diiringi bunyi seperti besi berat yang terbanting ke tanah, di daerah depan ruang2 kuil pertama. Rupanya di depan ruang2 kuil pertama terdapat sebuah ornamen kuil berupa sebuah tonggak berbahan seperti besi dengan warnanya yang agak gelap cenderung berkarat yang diletakkan terbelenggu dalam sebuah kotak pendek dengan wujud persis seperti tonggak besi tadi, dan semua orang berusaha dengan keras mengangkat tonggak besi tersebut. Kebanyakan mereka seperti tidak sanggup mengangkatnya hingga gelang2 kecil penghias tonggak berkali2 berbenturan berbunyi gemerincing. Rupanya ada cerita di balik ornamen tonggak besi ini, dikatakan bahwa barang siapa yang mampu mengangkat tonggak besi ini (sepertinya sih..tidak perlu terlalu tinggi.. tapi yaa mungkin jika makin tinggi makin baik yaa ?_?) (sambil menyebutkan doa pengharapan di dalam hati) maka harapan / keinginannya pasti akan terwujud (suatu hari nanti...^^). Sy juga mencoba, dan hasilnya...NOL besar T_T doa sih terucap.. tapi apa daya, tonggaknya ga bergerak sama sekaliiiii :(



Yaakkk... berjuang semangat '45 demi mengangkat tonggak besi :p

Sy sempat masuk sebentar ke dalam kuil utama, dengan tampang polos tak berdosa sy yang tidak mengerti bagaimana cara berdoa maupun urutan doa, ikut2an saja dengan arus pendoa di dalam kuil. Mula2 alas kaki kita harus dilepas dan dimasukkan dalam kantong plastik yang disediakan oleh penjaga kuil, kemudian sy pun mengikuti arus jalan para pendoa (tidak boleh berfoto sepertinya) dan sy sempat mendapat (pendoa lainnya juga) secarik kertas putih (& amplopnya) bertuliskan huruf2 Jepang, sepertinya sih.. kata2 doa...lumayannn simpan deehhh^^


Berikut adalah foto2 gambaran bagian dalam kuil samping (sayangnya sy tidak masuk ke dalam kuil karena sy lihat tidak ada pengunjung / pendoa yang masuk ke area dalam kuil, bahkan sy merasa sedikit sungkan untuk memotretnya dari depan):






Begitu luasnya kompleks area kuil ini, sampai2 ada beberapa sudut area yang sy tidak sempat mampiri, dan akhirnya sy hanya memfotonya dari kejauhan, seperti foto yang di bawah ini.

Saat sy hendak menuju daerah bawah komplek, di sisi kiri agak tersembunyi, terlihat gang dengan "shrine" tersebut, hwaaaa.... karena dikejar keterbatasan waktu akhirnya sy memilih tidak mampir ke sisi itu, dan terus berjalan menuju area lereng bawah kompleks kuil.

View alam sekitar kuil, yang sangat hijau nan indah

Dikatakan pada salah satu papan informasi sejarah kuil, bahwa kuil Kiyomizu, yang merupakan milik kelompok "Kita Hoso", didirikan oleh "Enchin", sang biksu agung pada tahun ke-8 Hoki (778 A.D). Kuil ini mensucikan "Kano" (Dewa Pengampunan) & "Bosatsu" (Bodhi-Sattva). Dewa pengampunan Buddha ini & segala kebajikannya yang sudah sejak masa lampau telah menjadi objek kepercayaan yang sangat kuat bagi seluruh masyarakat Jepang di semua lapisan. Struktur bangunannya saat ini adalah dari pembangunan ulang pada abad ke-17 (1663) yang terdiri dari "Romon" (gapura 2lantai), "Sanjunoto" (pagoda 3lantai), "Shoro" (menara berlonceng), dan beberapa bangunan lainnya.

Menurun menuju spot ter-ramai di kuil

Seperti yang sy tuliskan di atas, sy tidak mampir ke area ber-"shrine" putih yang sy foto di atas, melainkan sy mengikuti arah keramaian berjalan yaitu berjalan menurun, melalui anak2 tangga yang cukup banyak, dan disana sy menemukan banyak sekali pengunjung & pendoa yang berkumpul meskipun terik sinar matahari begitu terang... Woww... spot yang sungguh berbeda dengan sisi manapun di kuil..

ini dia spot ter-ramai (terfavorit) para pengunjung & pendoa kuil

Sebuah kolam yang sangat jernih seluas kolam ikan koi :P yang dikelilingi oleh sebuah bangunan berupa balkon batu dengan atap batu yang membumbung tinggi. Disana banyak pengunjung kuil yang  mengantri jalan untuk bisa masuk ke area balkon, (anda -pembaca- sadar / tidak, bahwa kali ini sy hanya menyebutkan "pengunjung" tanpa "pendoa"? Karena setelah sy ikut2an mengantri cukup lama, hahahahahahahahahhaha sy yakin mereka mayoritas adalah non pendoa a.k.a. turis, bahkan selama mengantri banyak sekali celotehan2 dalam bahasa Indonesia yang terdengar :P yahh... maklum Indo sedang libur lebaran saat itu)

Tampak atas, kolam sumber air
Rupanya di atas genting (kalau sy tidak salah mengira2) atap balkon tersebut terdapat 3 aliran sumber air yang mengalir seperti air terjun kecil (bisa dibilang mirip2 tumpahan air hujan dari talang air sih....^^) yaitu di posisi tengah2 atap balkon, dan tepat di sisi ujung kiri & kanan balkon. Selama saya mengantri pemandangan yang sy lihat adalah, para pengunjung yang berhasil sampai di balkon tersebut, mereka akan berusaha mati2an (kenapa sy menggunakan kata ini? Yaaa karena mereka terlihat begitu berjuang & sepertinya memang terlihat begitu melelahkan) tetapi sambil tertawa tergelak - gelak berusaha menampung air2 tumpahan tersebut dengan sebuah centong gelas bertangkai panjang (mungkin 1 meter panjangnya) dan mereka pun meminumnya, entah langsung dari centong gelas tsb atau mengisinya ke botol2 kosong yang sudah mereka siapkan sebelumnya sat mengantri. Jangan khawatir, pihak kuil menyediakan banyak centong gelas, dan mesin ultraviolet pensteril gelas2 centong tersebut.

Dijamin gelas centongnya bersih kog... yaa klo sy agak2 ga yakin sih..

Rupanya air2 tersebut bukanlah air biasa, (sy dapat info ini dari celotehan pengunjung2 lainnya yang  mungkin cukup rajin untuk mendengan penjelasan para tour guide mereka) ketiga air tersebut memiliki makna khasiatnya masing2. Sayangnya sy lupa... kalau tidak salah, ada yang berkhasiat untuk kesejahteraan, perjodohan , dan kesehatan, tapi jujur sy lupa, tetapi yang pasti, dikatakan bahwa jika anda mencampur2 airnya (dalam pengertian anda serakah mengingini semua khasiatnya), maka khasiat positifnya akan hilang.

Dan giliran sy pun datang, setelah melihat pengalaman2 para pengunjung lain, sy pun mendapat ide, botol minum yang sudah sy kosongkan isinya selama kepanasan mengantri sy masukkan ke dalam gelas centong panjang 1 meter tersebut, dan walhasil.... alamaaaakkkk..... centong panjang tersebut terasa begitu beraaaaatttt saat terisi air. Airnya mengalir kecil tetapi sangat cepat sehingga memiliki beban tersendiri. Akhirnya botol sy pun terisi full, dan sy merasa begitu puas. Anda bertanya air khasiat apa yang sy ambil??? Sy pun tidak tahu, toh ketiga2nya memiliki khasiat yang sama2 positif. Bagaimana rasanya??? Biasa saja. Seperti air putih pada umumnya, hanya saja tidak dimasak. Wakakaaaka benar2 sebuah pengalaman yang luar biasa....!


Di salah satu papan informasi sejarah kuil, dikatakan bahwa, Enchin, sang biksu dari kuil Yamato Nara, mendapat mimpi yang mana ia diperintahkan untuk mencari sebuah sumber air suci, dan ia pun menemukan sumber air Otowa di kaki gunung Higashiyama, dimana ia bertemu seorang pertapa bernama Gyoei, yang memberinya berkah karena ia telah lama memahami mengenai Kanon Bosatsu, dan akhirnya Kanon Bosatsu disucikan di sumber mata air ini & menjadi asal muasal Kuil Kiyomizu.


Oleh karena legenda di atas itulah, mengambil air suci tersebut menjadi hal yang populer bagi para pengunjung & pendoa. Pada masa kini Fudomoyo (atau Fudo-Myoo) juga disucikan sebagai raja penjaga. Dikatakan bahwa Fudo-Myoo dan 2 murid juniornya disucikan yaitu dengan persembahyangan di balkon sumber air (foto bawah). Sedangkan Gyoei si pertapa berada persis di sebelah mereka.


Air suci tersebut berasal dari sumber air di kedalaman 1000 meter yang bersumber dari Sungai Kamo. Air suci tidak pernah berhenti mengalir sejak ribuan tahun yang lalu melalui retakan lereng Higashiyama & ia termasuk dalam 10 situs air bersejarah yang terkenal di Jepang.


Pada awalnya kuil ini dinamai "Northern Kanon temple" yaitu sejak biksu Enchin dari kuil Kanon di daerah selatan, adanya pengaruh Esoteric Buddhism, dan adanya anggapan bahwa sumber mata air tersebut adalah air suci emas sepanjang masa. Kemudian semenjak banyak pendoa yang datang mengikuti upacara pembersihan air dingin yang diadakan di kuil tersebut, maka nama kuil pun secara resmi diubah menjadi "Kiyomizu" yang dalam bahasa Inggris berarti air yang bersih.

Resto tradisional Jepang di dekat sumber air

Akhir kata, sy katakan bahwa tempat ini luar biasa memberikan sy banyak hal baru, dan sy berani merekomendasikan pada anda lokasi wisata yang satu ini di Jepang. 3jempol!

*****